Saat
ini, gadget bukan hanya menjadi
kebutuhan orang dewasa, bahkan anak balita pun sudah menggunakannya. Bila tidak
bijak, teknologi justru bisa menjadi pisau bermata dua untuk kita dan buah
hati.
Suasana taman bermain yang
terletak di kawasan Depok itu cukup ramai. Di sepanjang selasar sekolah, para
ibu berkumpul dan mengobrol. Ketika jam menunjukkan pukul 10 pagi, anak-anak
keluar dari kelas untuk bermain. Tapi bukannya bermain jungkat jungkit atau
permainan lain yang banyak terdapat di halaman sekolah, sebagian besar anak
malah asyik dengan gadget berupa smartphone dan tablet milik ibu mereka.
Suara tawa lucu para bocah itu berganti dengan kesenyapan ditingkahi bunyi games dari gadget di tangan mereka.

“Banyak orangtua yang membelikan gadget
untuk anak dengan alasan sebagai sarana belajar anak tapi sayangnya mereka
sendiri tidak mengawasi anaknya saat menggunakan gadget tersebut,” kata Tika
Bisono, psikolog yang konsern dengan masalah remaja dan anak.
Menurut Tika, jika ingin membelikan
gadget dengan fitur canggih untuk anak, orangtua juga tidak boleh gaptek
sehingga bisa tetap mengawasi anak dalam menggunakan gadget tersebut. “Orangtua
dan guru juga seharusnya memanfaatkan
gadget sebagai sarana komunikasi misalnya dengan membuat group chatt antara guru dan orangtua murid serta memanfaatkan
aplikasi edukasi yang berhubungan dengan mata pelajaran.”
Parental Control
Sebagian besar orangtua membelikan
gadget untuk anak mereka yang masih balita untuk bermain games. Sayangnya,
banyak games yang bisa diunduh secara
gratis dari Apps Store, seperti Google Play Store maupun Apple Store justru bergenre
dewasa. Termasuk games online untuk
anak perempuan yang mengajari cara berdandan saat kencan bahkan teknik
berciuman. Tak jarang pula iklan games untuk dewasa tiba-tiba muncul di layar. Jika
orangtua kurang awas, anak yang sudah
mendapat izin memiliki gadget ini tanpa dia sendiri menyadari bisa saja
mengunduh games semacam itu.
Menurut
Dr. Carolyn Jaynes, pakar dari perusahaan mainan edukasi Leapfrog Enterprises,
sebenarnya cara belajar terbaik untuk anak balita adalah melalui interaksi dan
bereksplorasi dengan dunia nyata. Menghabiskan waktu di depan layar justru akan
mengurangi aktivitas anak terutama dalam menggunakan panca indranya. Karena bereksplorasi
di usia balita merupakan proses terbaik dalam masa tumbuh kembangnya anak.
Selain
selalu mendampingi anak, orangtua juga harus membatasi anak dalam menggunakan
gadget, baik itu berupa smartphone maupun tablet. Percayalah, dunia nyata
adalah tempat yang terbaik untuk buah hati kita. Banyak hal yang bisa mereka
lakukan selain hanyut dalam dunia maya yang semu. Ajak mereka untuk melihat
alam di sekitarnya, semut yang berbaris rapi di pohon mangga, kupu-kupu
menghisap sari bunga dan layang-layang yang menari di angkasa raya. Manfaatkan
usia emas mereka dengan hal-hal nyata yang jauh lebih indah dari dunia di balik
layar tablet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar